Sabtu, 16 Maret 2024

BUKU BHAMA KRETIH CARU PEKARANGAN PANES

 


Om Swastyastu
Buku ini berisi tentang bagaimana penyucian karang panes, mulai dari berbagai caru dan sarananya
Buku ini merupakan terjemahan dari lontar bhama kretih.
Buku ini menjelaskan tentang caru sebelum membangun, pekarangan yang baik dan buruk, sesayut panca kelud, cara pengasih bhuta, cara memperbaiki atau pindah rumah, caru pengasih pamali, mantra untuk jenis jenis caru,
caru tawur gentuh, caru mohon air irigasi, candi narmada tattwa dan widhi tattwa, caru membayar kaul, rerajahan pipil dadagan, sarana upacara pedudusan dll.
Semoga membantu
Tebal : 99 halaman
Karya : K M Suhardana


BUKU 108 MUTIARA WEDA

 


Om Swastyastu
Buku ini membahas bagaimana pengertian Gayatri mantram, jayatu deva, dewa indra, prajapati, dewa visnu, dewa varuna, purusa, penciptaan dunia, veda sumber dari awal dharma, konsep veda, Rta, Dana Punia, moksa, brahmacari, pernikahan, rumah tangga yang ideal, vanaprastha, catur varna,
niskarana samskara, ngaben, punarbhawa, paramesvara, atma, smara, sivasamkalpa mantra, larangan berjudi, upasana mantra, kebaikan, kedamaian, hidup bersama, larangan bunuh diri, parlemen, perbedaan agama agama, pembakaran mayat, makanan yang sattvika, mencari tuhan,
surya sevana, punantu, dharma santi, avatara, kedamaian dari tuhan, kekuatan tuhan, prarthana, pahala dari yajna, kejahatan akan hancur, abhayam, santi mantra, dll
Semoga membantu
Om shanti, shanti, shanti om
Tebal : 270 Halaman
Karya : Dr Somwir


Metode Terapi Penyembuhan Ho’oponopono

 

Kita bertanggung jawab penuh untuk semua hal yang terjadi di dunia ini – penyakit, perang, kekerasan, juga hal-hal baik seperti cinta kasih, kemajuan, keputusan yang bijaksana, dan kebahagiaan.
Dr Ihaleakala Hew Len (salah satu pengarang buku Zero Limits) mengatakan kita memang bertanggung jawab penuh atas kehidupan, dan kita dapat menyelesaikan masalah dan menghilangkan emosi negatif dalam kehidupan kita dengan cara memperbaikinya dengan pikiran kita.
Teknik untuk mencapai ini disebut Ho’oponopono dan itu adalah proses pengampunan, pengulangan, dan perubahan masyarakat Hawaii kuno, digunakan untuk memperbaiki hal-hal yang tidak beres dalam kehidupan seseorang dan juga seisi alam semesta ini. Memang mungkin terdengar tidak masuk akal, tapi rupanya tanggung jawab pribadi adalah kenyataan dan itu bisa mengubah keadaan.
Dr Len mengatakan “Semua yang terjadi di luar sana, semuanya ada sebagai bagian dari pikiran kita sendiri.”
Apa Sebenarnya Ho’oponopono?
Dalam bahasa Hawaii, Ho’o berarti “menyebabkan” dan Ponopono berarti “kesempurnaan”. Singkatnya definisi Ho’oponopono adalah sebuah proses pelepasan energi yang bersifat racun dalam diri Anda untuk mengizinkan munculnya dampak gagasan, kata, perbuatan, dan tindakan Sang Ilahi. Dr. Hew Len menjelaskan, “Secara sederhana arti Ho’oponopono adalah ’membetulkan’ atau ’meralat sebuah kekeliruan’. Menurut orang Hawaii kuno, kekeliruan timbul dari pikiran-pikiran yang dicemari kenangan yang menyakitkan dari masa lalu.
Ho’oponopono menawarkan sebuah cara untuk melepaskan energi pikiran yang menyakitkan atau kekeliruan ini, yang mengakibatkan ketidakseimbangan dan penyakit.” Ho’oponopono pada awalnya banyak dikenal sebagai sebuah seni dalam pemecahan masalah keluarga di Hawaii. Dalam perkembangan selanjutnya, Morrnah Nalamaku Simeona, seorang Khuna La’au Lapa’au atau penyembuh, memperkenalkan cara penemuan identitas diri melalui Ho’oponopono. Penemuan Identitas Diri melalui Ho’oponopono dilakukan dengan cara mengambil alih sepenuhnya atas apa pun yang terjadi di dalam kehidupan kita.
Apa Pentingnya bagi Kita untuk Mengambil Alih Tanggung Jawab Sepenuhnya?
Bertanggung jawab sepenuhnya atas kehidupan, berarti kita terus menerus melakukan pembersihan memori-memori (ingatan), yaitu data-data buruk yang tersimpan di alam bawah sadar kita. Pembersihan memori yang kita lakukan ini akan membawa kita pada “Titik Nol”.
Apa itu “Titik Nol”?
“Titik Nol”, menurut Morrnah, adalah sebuah kondisi saat kita menjadi “bersih” dan di mana segala sesuatunya berjalan dengan sempurna. Ini adalah saat kita merasa sangat dekat dengan Tuhan. Dalam berbagai kisah spiritual, kondisi ini diibaratkan sebagai Surga, Taman Firdaus, Taman Eden, tempat Adam dan Hawa pada awal mulanya diciptakan dan hidup.
“Titik Nol” adalah kondisi saat kita menjadi sempurna dan dapat mendengar suara Tuhan, mendapatkan suatu pencerahan. Sangat sulit bagi sebagian besar orang untuk mencapai kondisi “Titik Nol” ini.
Mengapa Sangat Sulit bagi Kebanyakan Orang untuk Mencapai “Titik Nol”?
Sejak awal mula penciptaan hingga saat ini, memori alam semesta terus terakumulasi di dunia ini. Dengan demikian, sudah tidak terhitung lagi banyaknya rekaman data di dunia ini. Semakin banyak rekaman yang terakumulasi, membuat kita semakin sulit untuk mencapai “Titik Nol”. Karena rekaman-rekaman ini selalu mengambang dan bergerak-gerak di sekitar kita sehingga membuat pikiran kita terus menerus bereaksi terhadapnya. Inilah yang biasanya menyebabkan kebanyakan orang sangat sulit untuk mencapai “Titik Nol"
*Apakah Ho’oponopono Bisa Membantu Membersihkan Ingatan Negatif?*
Sangat bisa. Untuk membersihkan sebuah rumah yang kotor dan dipenuhi oleh debu kita memerlukan sebuah “alat pembersih”. Seperti halnya sebuah rumah, untuk membersihkan diri kita dari memori-memori negatif yang merugikan, maka kita juga memerlukan sebuah “alat pembersih”. Dan Ho’oponopono dapat membantu kita membersihkan pikiran-pikiran negatif itu.
Ketika orang menggunakan “alat pembersih” ini, dan mempraktekannya, maka akan semakin banyak memori yang dapat dibersihkan di dunia ini. Setiap kali orang mempraktekan Ho’oponopono, maka setiap memori buruk yang ada akan dibersihkan dan dilepaskan untuk dibersihkan oleh Tuhan, dan dihapuskan dari diri kita. Dan ketika sebuah ingatan negatif dihapuskan oleh Tuhan dari diri Anda, berarti memori itu telah dihilangkan dari database alam semesta ini.
*Bagaimana Cara Kerja Ho’oponopono Membersihkan Memori Negatif?*
Dengan mempraktekkan Ho’oponopono, maka diri serta pikiran kita akan terus menerus diingatkan sehingga pikiran kita secara otomatis selalu memfilter dan membersihkan pikiran-pikiran negatif yang muncul. Pikiran-pikiran negatif seperti kekhawatiran, menghakimi, iri hati, menang sendiri, dan lain sebagainya. Semakin kita membiarkan diri kita hidup dalam pikiran-pikiran negatif itu, dan menumpuknya dari hari ke hari, ini akan menyebabkan diri kita semakin jauh dari Tuhan, seakan-akan kita mengatakan pada Tuhan bahwa kita tidak membutuhkan bantuan-Nya.
Mempraktekkan Ho’oponopono akan membantu kita untuk belajar melepaskan “ikatan” kita pada setiap pikiran negatif dan permasalahan yang kita hadapi. Karena seperti yang kita ketahui, ketika kita larut dalam pikiran negatif kita, misalnya rasa khawatir, maka sebenarnya kita semakin menambah kekhawatiran itu dalam memori kita, dan bukan menghilangkan dan melenyapkannya.
Dengan mempraktekan Ho’oponopono, maka akan selalu membantu kita untuk selalu percaya dan memasrahkan diri sepenuhnya kepada kehendak Tuhan. Bukankah kita tahu bahwa kehendak Tuhanlah yang terbaik. Setiap kali mempraktekkan Ho’oponopono, maka turut membantu menghapus rekaman-rekaman negatif yang terakumulasi di alam semesta ini.
*Bagaimana Cara Mempraktekkan Ho’oponopono untuk Membersihkan Memori Negatif?*
Mudah sekali untuk mempraktekkan Ho’oponopono dalam membersihkan berbagai memori yang ada di dunia ini. Langkah-langkahnya sebagai berikut :
1 : RELAKSASI
✓ Masuki kondisi meditatif (tidak memikirkan apapun), fokus, dan rileks.
✓ Tarik nafas secara halus, dan hembuskan dengan perlahan, lakukan 3 s/d 5 kali.
✓ Kemudian rasakan gelombang relaksasi yang mengaliri tubuh Anda, merelaksasikan diri Anda mulai dari ujung rambut hingga ke ujung kaki.
✓ Nikmati nyamannya diri Anda yang semakin rileks.
2 : PENGAMATAN dan AFIRMASI
✓ Sementara Anda masih menikmati relaksasi Anda.
✓ Rasakan bagian-bagian tubuh Anda, mulai dari ujung kaki hingga ujung kepala, dan juga organ-organ bagian dalam tubuh Anda.
✓ Dan di setiap titik pengamatan, ucapkan afirmasi di bawah ini dengan penuh penghayatan. Bacalah dua atau tiga kali di setiap titiknya. Sambil rasakan sensasi yang terasa di titik tersebut :
“Saya Menyesal” atau “I am Sorry”
“Maafkan Saya” atau “Forgive Me”
“Terima kasih” atau “Thank You”
“Saya Mencintaimu” atau “I Love You”