Selasa, 03 Oktober 2023

BUKU SALINAN LONTAR KURANTA BOLONG

 


Om Swastyastu
Buku ini berisi tentang Gambaran umum, naskah, lanjutan, terjemahan bebas, dan penjelasan dari kuranta bolong. Buku ini merupakan salinan lontar kuno yang perlu kita lestarikan pengetahuannya. Semoga membantu
Om shanti, shanti, shanti om
Tebal : 56 Halaman
Karya : I Wayan Sumawa

Hubungi: 087865420596




Kamis, 28 September 2023

Banten pewiwahan :

 Banten pewiwahan :

Pekalan - kalan
1. Pengresikan jangkep (tanpa lis gd)
2. Surya : suci pejati
3. Banten pekalan - kalan :
-Banten pejati suci
-ayaban tumpeng 11
-tebasan byakala asoroh
-caru brumbun asoroh
-pedengen dengenan
-tebasan salah ukur asoroh
-tebasan petemon
-banten pemali alit
- pedagangan, tegen tegenan, ubek ubekan, sambuk misi taluh matah metegul benang tridatu, carang dapdap mecanggah tiga
Tambahan: banten penyangra mangku : banten penuwuran mangku( pejati) lan daksina mangku
Banten widhi widana :
1. Pengeresik : jangekp + lis bale gading
2. Ring surya : pejati suci, pras pengambian asoroh alit, sayut ardeneswari, rayunan putih kuning, bungkak gading),dewa dewi
3. Ring bale :
- pejati suci
-ayaban pregembal atau bebangkit
-sayut petemon
- sayut purna asih
- banten pegat semaya pati
-sayut pengenteg semara
-pewintenan
-pejati pemetikan
-pedamelan + semayut
-satu pasang sayut penganten
3. Ring pemuput :
Daksina gede+ pemanisan
banten tambahan sane dilebuh kalau diperlukan :
Peras pengambian asoroh, peceket untek solas, biokaonang, pengulapam tumpeng, sanga urip lis
Neteg Pulu
Tumpeng 11
Tebasan
Pulu putih selem barak

Minggu, 03 September 2023

Imperishable (Nirgunabrahma) Perishable (Sargunabrahma)

 


The Universe is perishable and so also your body; both would come to an end one day. Bhuta refers to the perishable Universe and Adhibhuta is that part of the universe which is your body.
I am in you as Adhyatma, as Adhidaiva, as Adhibhuta, and as Adhiyajna
God is also immanent in all beings since the creation start.
Those who remembers Me at the time of death merges into Me.
He is free forever from the painful cycle of birth and death. Obviously, would be very difficult to think of Me at the very last moment, especially since the death can come suddenly and totally unannounced. But, if you are all the time thinking of Me - it become easy if you see Me everywhere in this so-called perishable Universe (Sargunabrahma) - then you obviously do not have to worry about forgetting Me in the last moment
|The Conversation|
Imperishable (Nirgunabrahma) Perishable (Sargunabrahma)
Tak binasa (Nirgunabrahma) yang mudah rusak (Sargunabrahma)
Alam Semesta ini adalah fana dan begitu juga tubuh kamu; keduanya akan berakhir pada suatu hari. Bhuta mengacu pada alam semesta yang mudah rusak dan Adhibhuta adalah bagian dari alam semesta yang juga adalah tubuhmu.
Aku di dalam kamu sebagai Adhyatma, seperti Adhidaiva, sebagai Adhibhuta, dan sebagai Adhiyajna
Tuhan juga imanen dalam semua makhluk sejak awal penciptaan.
Mereka yang mengingat-Ku pada saat kematian menyatu kepada-Ku.
Dia terbebas selamanya dari siklus menyakitkan kelahiran dan kematian. Jelas, akan sangat sulit untuk memikirkan-Ku pada saat-saat terakhir, terutama karena kematian bisa datang tiba-tiba dan benar-benar tanpa pemberitahuan. Tapi, jika kamu semua disetiap waktu berpikir kepada-Ku - itu menjadi mudah jika Kamu melihat Aku di mana-mana dalam hal ini disebut Perisable Universe (Sargunabrahma) - maka kamu jelas tidak perlu khawatir tentang lupa kepada-Ku di saat-saat terakhir
Chandogya Upanishad 6.2.1
"Sad eva, saumya, idam agra asid ekam evaditiyam, tadd haika ahud, asad evedam agra asid ekam evadvitiyam, tasmad asatah saj jayata"
"Pada permulaanya anakku, hanyalah ada wujud yang Esa ini, satu tiada duanya. Beberapa orang berkata bahwa pada permulaanya hanyalah yang tidak berwujud ini, yang satu tiada duanya. Dari yang itu tidak berwujud, WUJUD PUN, DICIPTAKAN."
Alam semesta beserta isinya adalah wujud Beliau sampai ke molekul terkecil dari atom sekalipun.


Hal Hal yang akan kita lihat bahkan kita alami di Kali Yuga

 


  1. Banyaknya orang yg mabuk , Judi, Berzinah, Dan makan Daging
  2. Wanita kehilangan rasa hormat kepada Suami
  3. Suami Kehilangan rasa tanggun jwab terhadap istri
  4. berebuat warisan
  5. cinta kepada orang tua yang hilang
  6. Orang tua gagal membangun cinta untuk anaknya
  7. manusia disibukan dengan pekerjaan
  8. Hidup orientasi pada uang
  9. cenderung menderita
  10. teknologi rumah sakit semakin canggih, karea penyakit manusia semakin aneh
  11. pertengkaran dimana mana
  12. tidak tertarik pada kerohanian
  13. mengkonsumsi mkan dan minuman yg sebenarnya tidak diperlukan tubuh
  14. korupsi
  15. perselingkuhan
  16. tidak ada jarak antara laki dan wanita
  17. Wanita tidak memiliki inner beauty, shga laki2 selalu memandang wanita dalam nafsu
  18. pembunuhan dimanana
  19. perampokan
  20. tawuran - kebutan2 di jalan,
  21. anak anak tdk hormat orang tua
  22. terikat keduniawain
  23. yg taat beragama menjadi sorootan
  24. yg menyimpang dari agama hidp seolah tanpa beban
  25. Tokoh agama yang berpura2
  26. Guru Spiritual yang tidak berkualifikasi
  27. makan lebih dari kebutuhan
  28. tidur lebih dari kebutuhan
  29. tidak memahami bekal kematian adalah Bhakti
  30. wanita kehilangan rasa malu



Api Suci

 


Tradisi mengenai Api suci juga dilakukan secara luas hanya saja istilah ini bisa dijumpi pada tradisi Homa atau Hotra yang sempat menghilang di Bali dan telah muncul kembali. Akan tetapi kira-kira apakah masih ada pada Hindu di Nusantara?
Foto ini adalah cuplikan vidio di Jerusalem-Israel. Tradisi Api Suci adalah tradisi yang dikakukan juga oleh Musa dan diteruskan oleh para pengikutnya kemudian hingga kini.
Acapkali kita mendengar tentang istilah menyembah Api. Kira-kira mengapa orang beranggapan ketika kita memiliki tradisi terkait Api maka orang akan menyebut menyembah Api. Ketika kita memiliki tradisi terkait sapi maka kita akan dituduh menyembah sapi?
Kemudian ketika yang bersangkutan kedapatan memiliki tradisi seputar batu atau sebuah simbol tertentu mereka menolak disebut menyembah benda tersebut.
Beberapa hari yang lalu saya kebetulan mendapat kesempatan diskusi panjang lebar dengan orang asing yang menetap di Bali yang memiliki darah Yahudi. Ada banyak pertanyaan yang saya ajukan kepada beliau. Pada kesempatan tersebut beliau memperlihatkan saya berbagai dokumen yang beliau miliki. Dari dokumen tersebut jelas beliau adalah keturunan Rabbi Yahudi. Ada salah satu dokumen berupa piagam berisi nama orang tua dan kakek beliau yang seorang Rabbi dengan nama depan Rosa (saya bisa memastikan ini oleh karena nama belakang keluarganya sama dengan dipassport yang bersangkutan) Dokumen ini menyebutkan bahwa mereka menyumbang pohon-pohon untuk ditanam di Israel.
Saya berdiskusi banyak hal mengenai kemiripan Hindu dan kepercayaan di Israel. Lalu dengan yakin beliau menyebut bahwa semua kepercayaan bermula dari tradisi Abrahamic sehingga kemiripan ini bisa terlihat.
Perlu kita ketahui bahwa Musa memiliki kisah juga terkait dengan Mesir Kuno. Pada kepercayaan Mesir para ahli banyak menyebut suatu hal yang masih terkait dengan Hinduism atau Sanatana Dharma. Seperti halnya penyebutan Dewa Matahari yaitu Ra dan kemudian simbol manusia-burung serta gelar Ram pada nama-nama penguasanya.
Di Hindu sendiri kita menyebut RADITYA dan simbol Aruna (menurut mitologi Aruna adalah kakak tertua dari Garuda). Ada berbagai kemiripan simbol Dewa-Dewa yang dapat diasosiasikan secara kuat menuju Santana Dharma atau Hinduism dari Mesir Kuno. Semisal penyebutan Dewa Amun tertulis Ymn dibaca Yamun atau Yamunu (Erat kaitannya dengan Yamuna di Hindu). Dewa ini disimbolkan dengan gambar berkulit biru. Kemudian ada juga simbol dewa Ptah yang berdiri diatas teratai (Brahma disebut Pitah dan juga Pitamaha).
Pada Mesir Kuno juga kita dapat temukan Dewi Seshat sebagai penguasa pengetahuan bersimbolkan dengan gambar seorang Dewi yang memainkan harpa. Ini juga kuat keterkaitannya dengan Dewi Saraswati. Ada banyak kemiripan yang mengidikasikan sangat kuat bahwa Mesir Kuno adalah penganut Sanatana Dharma (Hinduism). Mereka (Mesir Kuno) juga memiliki apa yang kita sebut Ardanareswari serta Daksa.
Bila kisah Musa benar sesuai kisah yang umum kita ketahui yaitu sampai juga kepada kisah beliau menyebrang menuju Israel saat ini. Maka dapat dipastikan pengaruh Mesir Kuno tentu masih dibawa sedikit tidaknya menuju tempat baru. Sehingga selain kisah penampakan api di puncak gunung yang Musa temui bisa juga disebut terkait dengan tradisi mereka melakukan yaitu berupa homa atau Hotra saat ini, dan bisa jadi ini adalah juga pengaruh tradisi lama dan bukan hanya dipraktekan ketika Musa mendapat pencerahan sejak menerima penampakan api yang dimaksud.
Ada banyak pengetahuan yang saya dapatkan dari diskusi dengan senior keturunan Yahudi dan bahkan masih memiliki hak untuk menjadi seorang Rabbi ini. Jadi memang seorang Rabbi wajib memiliki silsilah Rabbi pada keluarga mereka. Hanya saja kini senior yang saya temui ini mengaku adalah penganut Ateis meski dia menyebut dirinya berasal dari keluarga religius yang kuat.
Ada banyak tokoh Ateis terkenal dari keturunan Yahudi yaitu termasuk Eisntein dan Oppenheimer. Ada banyak rumor mengenai dua ilmuan terkenal ini disebut membaca Weda terutama Bhagawad Gita. Dengan adanya vidio Oppenheimer mengutif sloka Bhagawad Gita pasca suksesnya ujicoba Bom Atom maka sepertinya apa yang disebut rumor itu adalah sebenarnya sebuah fakta.
Tesla (tercerahkan oleh Swami Wiwekananda), Einstein, dan Oppenheimer meskipun dikenal sebagai tokoh Ateis tetap berwasiat supaya jasad mereka di kremasi dengan kata lain mereka tidak mengikuti tradisi umum yaitu dikuburkan dan memilih mengikuti metode Sanatana Dharma (Hindu) yaitu Kremasi untuk mempercepat pengembalian unsur-unsur pembentuk raga ini kembali ke asalnya.


SRI KRSNA adalah Avatari (sumber Avatara)

 

SRI KRSNA adalah Avatari (sumber Avatara). Akan tetapi, banyak yang menganggap Sri Krsna adalah Avatara Visnu, ini karena pemahaman yang belum utuh. Silakan baca artikel ini sehingga memperoleh gambaran yang cukup lengkap mengenai Avatara.
_____________

EKSPANSI ŚRĪ KṚṢṆA: Catur-Vyūha ke-1 & ke-2, Para Avatar Puruṣa & Tuhan Sadāśiva

Apa itu Catur-Vyuha?

Gambaran Lengkap tentang Perluasan Tuhan Krsna

Catur Vyuha ke-1

Śrī Kṛṣṇa (Adi-Purusa) berkembang menjadi perluasan pertama yaitu Sri Balarāma.

Sri Balarāma, yang merupakan emanasi vaibhava-prakāśa berkembang menjadi yang pertama, apa yang disebut “Catur-vyūha”

Catur-vyūha (Empat Emanasi), dan bentuk-bentuk Vilasa (bentuk-bentuk hiburan, kualitasnya sedikit lebih rendah), semuanya termasuk dalam kategori bentuk-bentuk Tuhan tad-ekātma.

Tidak seperti banyak perluasan Svayam Rupa, bentuk-bentuk Tad-ekātma (kesatuan pada hakikat) ini menyerupai bentuk svayaṁ–rūpa, dan memiliki potensi yang sama, namun dengan beberapa perbedaan (seperti memiliki 4 lengan, dll.)

Catur-vyūha selanjutnya dikategorikan ke dalam Svāṁśa (svā berarti 'milik'; dan āṁśa berarti 'bagian) atau perluasan Tuhan.

Prābhava (bentuk empat tangan) ini berkembang, dan kemudian terbagi lagi menjadi lebih banyak vilāsa (perluasan aktivitas).

Catur-Vyūha pertama (terdiri dari Vāsudeva, Saṅkarṣaṇa, Pradyumna dan Aniruddha) berkembang menjadi 24 wujud Penjaga, yang memimpin seluruh planet Vaikuṇṭha di dunia spiritual, dimulai dari timur secara berurutan. di masing-masing delapan arah, ada tiga bentuk berbeda. [CC Madhya 20.191].

Caturvyūha (चतुर्व्यूह): Catur berarti ‘empat’, dan vyūha berarti ‘penjaga’ atau ‘lengan’. Dengan demikian arti kata Catur-vyūha berarti “inkarnasi Tuhan yang mempunyai empat tangan dan menjaga empat penjuru”.

Walaupun Mereka semua bertempat tinggal secara kekal di angkasa spiritual, beberapa dari Mereka berada di alam semesta material.


Catur Vyuha ke-2 dari Tuhan Narayana

Dari Mūla-Saṅkarṣaṇa (dari Catur-Vyūha pertama) berkembang menjadi Narayana.

Kemudian perluasan Catur-Vyūha II (Vasudeva, Saṅkarṣaṇa, Pradyumna dan Aniruddha) berasal dari Nārāyaṇa ini.

Tiga Purusa Avataras & inkarnasi Lila Avataras

Puruṣā-avatāras (पुरुषावतार) mengacu pada tiga perluasan Śrī Kṛṣṇa yang menciptakan manifestasi kosmis untuk mengangkat para makhluk hidup dari lautan kesengsaraan:

Kāraṇodakaśāyī Visnu (Maha-Viṣṇu) - (Berbaring di lautan Karana atau penyebab)

Garbhodakaśāyī Viṣṇu - (Berbaring di Lautan Garbha)

Kṣīrodakaśāyī Viṣṇu - (Berbaring di Lautan Susu)

(Śrīmad-Bhāgavatam 1.3.1–3 dan 2.6.39–42). Tiga Puruṣa-Avatāra ini dianggap sebagai bagian dari svāmśa-vigrahas (bentuk bagian paripurna), yang diperluas dari Catur-vyūha II (juga terletak sebagai Penjaga 4 Arah langit material)

Dengan demikian ada dua jenis avatar dalam vigraha svāṁśa (bagian dari Saṅkarṣaṇa ke-2), yakni Tiga Puruṣā Avatara dan līlā-avatāra (25 inkarnasi).

(1) Kumāra, (2) Nārada, (3) Varāha, (4) Matsya, (5) Yajña, (6) Nara-nārāyaṇa, (7) Kārdami Kapila, (
 Dattātreya, (9) Hayaśīrṣa, (10 ) Haṁsa, (11) Dhruvapriya atau Pṛśnigarbha, (12) Ṛṣabha, (13) Pṛthu, (14) Nṛsiṁha, (15) Kūrma, (16) Dhanvantari, (17) Mohinī, (18) Vāmana, (19) Bhārgava ( Paraśurāma),(20) Rāghavendra, (21) Vyāsa, (22) Pralambāri Balarāma, (23) Kṛṣṇa, (24) Buddha (25) Kalki.karena hampir semua dari dua puluh lima līlā-avatāra ini muncul dalam satu hari Brahmā, yang disebut kalpa, kadang-kadang disebut kalpa-avatāra.

Lila Avatara (Inkarnasi Pastime) muncul dari Kṣīrodakaśāyī Visnu.

Kṣīrodakaśāyī-Viṣṇu muncul sebagai inkarnasi yang berbeda untuk menegakkan prinsip-prinsip dharma yang sejati dan menaklukkan adharma. Kapan pun ada masalah di alam semesta, para dewa datang ke pantai samudra susu dan berkomunikasi dengan Kṣīrodakaśāyī-Viṣṇu. mereka tidak dapat melihat-Nya di pulau Śvetadvīpa. Namun mereka memanjatkan doa transendental kepada Tuhan dan memohon bantuan-Nya untuk tampil sebagai inkarnasi. Dia kemudian turun untuk menjaga dunia material.

Tiga Purusa-Avatara Muncul dari Catur Vyuha ke-2

Kāraṇodakaśāyī Viṣṇu (Maha-Viṣṇu) muncul dari Saṅkarṣaṇa (dari Catur-vyūha ke-2);

Garbhodhakaśāyī Wisnu muncul dari Pradyumna (dari Catur-vyūha ke-2);

Kṣīrodakaśāyī-Viṣṇu (yang merupakan Paramātmā) muncul dari Aniruddha (dari Catur-vyūha ke-2);

Shambu adalah muncul dari perluasan Sadasiva (Visnu Tattva) Perluasan Vilasa dari KṚṢṆA

Śrīla A.C. Bhaktivedānta Svāmī Prabhupāda: “Sang pembasmi, Rudra, lahir dari Saṅkarṣaṇa dan api pamungkas yang membakar seluruh ciptaan. Dalam Vāyu Purāṇa terdapat gambaran tentang Sadāśiva di salah satu planet Vaikuṇṭha.

Sadāśiva tersebut merupakan perluasan langsung dari wujud Tuhan Kṛṣṇa untuk lilaNya. dikatakan bahwa Sadāśiva (Dewa Śambhu) adalah perluasan dari Sadāśiva yang ada di planet Vaikuṇṭha (Viṣṇu) dan permaisurinya, Mahāmāyā, merupakan perluasan dari Ramā-devī, atau Lakṣmī. Mahāmāyā adalah asal mula atau tempat lahirnya alam material.” (Śrī Caitanya-caritāmṛta Adi 6.79, Penjelasan)

Srīla Visvanātha Cakravartīpāda: “Tuhan Sadāśiva melampaui tiga sifat alam material. Beliau adalah perluasan vilāsa dari Tuhan Yang Maha Esa, Viṣṇu. Dan Sadāśiva juga merupakan sumber dari Dewa Śiva yang berperan sebagai salah satu dari Tri Guṇa-Avatāra (Brahmā, Viṣṇu, Śiva). Dengan demikian Sadāśiva setara dengan Viṣṇu, lebih tinggi dari Dewa Brahmā, dan lebih tinggi dan terpisah dari jiva yang terkondisi dan terikat tri guna. (Bhagavatāmrita-kana) [Śiva adalah Śiva-tattva; jīva adalah jīva-tattva]

Śrīla Rūpa Gosvāmīpāda: “Kediaman Śiva terlihat di bagian timur laut Vaikuṇṭhaloka.” (Laghu Bhag. I.5.298) “Sadāśiva Loka dicapai oleh penyembah Dewa Siva yang terbaik yang mengetahui bahwa Siva tidak berbeda dengan Śri Kṛṣṇa dan tidak oleh orang lain.” (Brhad Bhag. I.2.96)

“Dewa Siwa mengetahui bahwa Saṅkarṣaṇa adalah penyebab asli dari keberadaannya sendiri, dan oleh karena itu ia selalu duduk dalam keadaan khusuk, bermeditasi pada Tuhan Sankarsana.” (Śrīmad Bhagavatam 5.17.16.)

Kesimpulannya, Śrī Kṛṣṇa, dalam wujud-Nya sebagai Mūla-Saṅkarṣaṇa, berkembang menjadi Maha-Viṣṇu, bersama dengan Sadāśiva.

Akan tetapi, hanya Śrī Kṛṣṇa sajalah yang tertinggi, asal mula dan penyebab segala sebab. Dalam Gita (10.
,

Śrī Kṛṣṇa dengan tegas menyatakan hal ini: “Akulah sumber segala sesuatu dan segala sesuatu berasal dari-Ku, ahaṁ sarvasya prabhavo mattaḥ sarvaṁ

Dengan demikian, kita dapat lebih menghargai bagaimana Bhagavad-Gītā merangkum kesimpulan-kesimpulan spiritual tertinggi dari pengetahuan Veda.

NB: cermati posisi Narayana dalam hierarki, cermati juga ada 2 nama Sada Siva, agar tidak bingung.



Selasa, 29 Agustus 2023

NGASKARA




 Ngangkid/ngedetin

Pejati, pengulapan, carang Dadap, pis bolong 9 iket di benang tebus panjang, tulup, Puspa. prasita, pejati mangku.
Meras
Sayut peras, ayabn tp7, Jaja (kekulub dll), pane n jukung, keker
Memukur
Surya: tp5, pejati suci, dewa Dewi, bungkak gading, sor pejati, segehan agung
Dimeja/bale
Ayabn tp15
Dius kamaligi, pensucian, Don meduri, bubuk putih n kuning, Don pucuk
Nasi angkeb, pengadang Adang
Segehan agung/caru brumbun
Damar kurung,
Pengresik jangkep
Cubek pemrelina n tebu
Nganyud ke segara : pejati/soda
Ngedetin 2 : pejati, pengulapan, carang Dadap, benang tebus n 9 pis bolong, tulup, Puspa ke2, prasita, pejati mangku
Banten r segara (ada pekelem)
Pejati, salaran, ayabn tp5, guru piduka
Pejati r pura Sarining buana dll
Pejati dll utk ke Besakih cs