Jika ada yang bertanya apakah agama Hindu memuja arca atau patung? Katakan TIDAK ! Agama
Hindu Memuja Tuhan Melalui Arca (Archanam Sarva Pujanam). Orang-orang
yang kurang cerdas, sering menertawakan dan mencela umat Hindu yang
memuja Tuhan melalui Arca dan menganggapnya sebagai tahayul bahkan tak
jarang diberi label musryik dan menyembah berhala. Padahal kita juga
sama-sama tahu bahwa tidak ada satu agama atau keyakinan apapun yang ada
didunia ini yang tidak memuja Tuhan melalui simbol; seperti menggunakan
arah/kiblat, suara, cahaya, arca, bangunan, gambar,
bendera/panji-panji.
Umat
Hindu yang melakukan pemujaan melalui berbagai simbol atau
niyasa/pratika termasuk melalui Arca-memiliki keyakinan bahwa Tuhan Yang
Maha Ada juga bersemayam dalam simbol dihadapannya. Bagi umat Hindu
arca bukanlah sekedar objek/sarana tambahan, tetapi merupakan bagian
dari mekanisme batin dalam bhakti dan keyakinan.
Tentu
saja semua puja yang dilakukan dengan gagasan bahwa arca tersebut
hanyalah kayu/logam yang tidak bernyawa; benar-benar konyol dan amat
membuang waktu. Tetapi bila hal ini dilakukan dengan penuh keyakinan
bahwa arca itu hidup penuh kesadaran dan kekuatan, bahwa Tuhan Yang Maha
Segalanya, berada dimana-mana (vyapi vyapaka), meresapi segala yang ada
(isvara sarva bhutanam) dan mengejawantah dalam tiap keberadaan baik
yang bergerak maupun yang tidak bergerak (visva virat svarupa), dan
dengan keyakinan bahwa Tuhan merupakan kenyataan batin bagi semuanya
berada didalamnya, maka pemujaan arca benar-benar bermanfaat dan
membangunkan kesadaran Tuhan.
Seorang
“Wamana” selama bertahun-tahun tidak pergi ke tempat ibadat manapun dan
ia menertawakan orang-orang yang menganggap arca sebagai simbol
Ketuhanan. Ketika putrinya meninggal, pada suatu hari ia memegang
fotonya sambil menangisi kehilangan tersebut. Tiba-tiba saja ia
tersadarkan bahwa bila foto itu dapat menyebabkan kesedihan padanya dan
membawa air mata kerinduan-maka arca itu juga dapat menimbulkan
kegembiraan dan membawa air mata bhakti pada mereka yang mengerti
keindahan dan kemuliaan Tuhan. Simbol-simbol itu adalah alat untuk
mengingatkan bahwa Tuhan hadir dimana-mana dan dalam segala sesuatu.
Hindu
yang Ajarannya sangat logis dan paling masuk akal, tentu memiliki
banyak pijakan atau dasar Sastra, mengapa pemujaan Arca tersebut menjadi
sahih. Penjelasan tentang archanam atau tatacara pemujaan arca sangat
jelas disebutkan dalam Srimad Bhagavatam seperti yang dinyatakan Uddhava
kepada Shri Krshna;
“etad vadanti munayo
muhur niḥśreyasaḿ nṛṇām
nārado bhagavān vyāsa
ācāryo ‘ńgirasaḥ sutaḥ.” | Śrīmad Bhāgavatam 11.27.2:
muhur niḥśreyasaḿ nṛṇām
nārado bhagavān vyāsa
ācāryo ‘ńgirasaḥ sutaḥ.” | Śrīmad Bhāgavatam 11.27.2:
Artinya: Semua
orang bijak/Rsi -Rsi mulia berulang kali menyatakan bahwa penyembahan
semacam itu (archanam) membawa manfaat terbesar yang mungkin ada dalam
kehidupan manusia. Inilah pendapat Nārada Muni, Vyāsadeva yang agung dan
guru spiritual saya, Brhaspati (angirasah sutah).
“niḥsṛtaḿ te mukhāmbhojād
yad āha bhagavān ajaḥ
putrebhyo bhṛgu -mukhyebhyo
devyai bhagavān bhavaḥ
etad vai sarva – varṇānām
āśramāṇāḿ ca sammatam
śreyasām uttamaḿ manye
strī – śūdrāṇāḿ ca māna – da.” |Śrīmad Bhāgavatam 11.27.3-4:
yad āha bhagavān ajaḥ
putrebhyo bhṛgu -mukhyebhyo
devyai bhagavān bhavaḥ
etad vai sarva – varṇānām
āśramāṇāḿ ca sammatam
śreyasām uttamaḿ manye
strī – śūdrāṇāḿ ca māna – da.” |Śrīmad Bhāgavatam 11.27.3-4:
Artinya: Wahai
Tuhan yang paling murah hati, pernyataan tentang proses penyembahan
dalam bentuk arca ini dipancarkan dari bibir teratai Anda. Kemudian
disampaikan oleh Brahmā yang hebat kepada putra-putranya yang dipimpin
oleh Bhṛgu , Śiva menyampaikannya kepada saktinya, Pārvatī . Tatacara
pemujaan seperti ini (archanam) diterima oleh semua lapisan
masyarakat/warna dan semua tingkat kehidupan/asrama (sarwa-varnam
asramanam). Oleh karena itu, saya menganggap penyembahan kepada Anda
dalam bentuk arca menjadi yang paling bermanfaat dari semua praktik
spiritual, bahkan untuk wanita dan pelayan.
kemudian dipertegas lagi oleh pernyataan Krishna dalam sloka berikutnya:
“arcāyāḿ sthaṇḍile ‘gnau vā
sūrye vāpsu hṛdi dvijaḥ
dravyeṇa bhakti -yukto ‘rcet
sva – guruḿ mām amāyayā.” | Śrīmad Bhāgavatam 11.27.9
sūrye vāpsu hṛdi dvijaḥ
dravyeṇa bhakti -yukto ‘rcet
sva – guruḿ mām amāyayā.” | Śrīmad Bhāgavatam 11.27.9
Artinya: Seseorang
yang telah didwijati harus menyembah-Ku dengan sepenuh hati,
mempersembahkan berbagai perlengkapan persembahan yang sesuai dalam
pengabdian penuh kasih kepada bentuk KeilahianKu sebagai arca atau
bentuk DiriKu yang muncul di atas tanah, di api, di bawah sinar
matahari, di air atau di dalam hati pemuja itu sendiri.
Jadi dengan Simbol atau Pengarcaan umat Hindu bisa menjumpai Tuhan Yang Maha Esa.
Semoga bermanfaat bagi Keluasan pemahaman kita. Dan menguatkan Sraddha-Bhakti kita dijalan Dharma. Manggalamastu.
** Oleh: I Wayan Sudarma (Jero Mangku Danu)
Visit Our Sponsor
Tidak ada komentar:
Posting Komentar