Rabu, 09 Agustus 2023

Piodalan

 Piodalan adalah hari dimana "tegak oton" dari suatu pelinggih atau pura. Hari yg sama saat pelinggih atau pura tersebut diplaspas.

Untuk piodalan, bisa dihaturkan banten ayaban sesuai dg tingkatannya masing-masing.
Yang paling sederhana adalah ayaban tumpeng lima atau sering disebut sebagai ayaban Sayut Pengambyan.
Tingkatan berikutnya yaitu tumpeng pitu.
Berikutnya ayaban tumpeng solas atau Udel Kurenan. Untuk pengantebnya yaitu seorang pemangku
Kemudian diatasnya adalah ayaban Pulagembal. Bisa dipuput oleh seorang Sulinggih (+ prasita kawi) ataukah dianteb oleh seorang pemangku saja.
Dan yang tertinggi yaitu ayaban Bebangkit dan wajib dipimpin oleh seorang sulinggih (+ prasita kawi/luwih)
Begitu pula dengan caru. Minimal setahun sekali diusahakan untuk melengkapi ayaban dengan caru masing-masing. Kalaupun tidak menggunakan caru ayam, bisa digantikan dengan segehan agung, sebagai bentuk caru yg paling kecil.
Untuk dimerajan umumnya menggunakan caru brumbun.
Di penunggun karang menggunakan caru selem.
Bisa juga menggunakan caru pancasata atau ayam lima.
Namun untuk caru panca sata, idealnya ayabannya minimal yang tingkat Tumpeng solas atau udel kurenan.
Kemudian banten yang munggah di pelinggih-pelinggih yang diodalin yaitu minimal pejati dilengkapi dg suci.
Sedangkan banten pengresik pelengkap banten, untuk ayaban terkecil minimal dg byakala dan prayascita. Sedangkan untuk ayaban tumpeng pitu keatas, idealnya pengresiknya 4 macam yaitu byakala, durmenggala, pengulapan, prayascita.
Jika yang memimpin upacara adalah sulinggih maka lengkapi pula dengan Lis Bale Gading dan runtutannya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar