Selasa, 08 Agustus 2023

MADON

 


Ajaran agama sudah ada nama nama istilah;
Madon-berzinah-uspathanigraha-sanggrahana
Madon (istilah dalam Hindu) artinya suka main perempuan yang bukan istrinya sendiri yang sebagaimana dikatakan sebagai penyebab dari awal kehancuran.
Istilah ini merupakan salah satu bagian dari perbuatan yang tidak susila Panca Ma yang dapat menjauhkan diri dari jalan yang lurus dan terang benderang menuju alam Moksa.
Oleh karena itu, perbuatan madon ini banyak kemungkinan akan menimbulkan hal-hal yang melanggar norma-norma kesusilaan, maka para bijaksana menasehatkan kepada setiap orang agar tidak melakukan madon.
Karena sering terjadi suatu keluarga mengalami peristiwa broken home (retak rumah tangganya) apabila suami/istrinya melakukan perbuatan serong atau madon.
Disamping sosok seorang wanita yang agung nan mulia seperti yang disebutkan dalam kitab suci,
tidak sedikit yang mengatakan wanita juga adalah sumber kesengsaraan bagi manusia.
Seperti dikutip dalam pengertian Nitisastra sebagaimana ditulis dalam artikel Arwind Satyani disebutkan dalam kitab-kitab purana :
Dalam kisah Ramayana dimana Rahvana mabuk karena wanita, dan rela mempertaruhkan apapun untuk memperjuangkannya.
Selain itu pada cerita pemutaran gunung mandara giri dimana para Dewa, Detya, dan Raksasa berebut tirta amerta dan akhitnya dewa Wisnu menyamar menjadi wanita cantik (jelmaan Dewa Wisnu) oleh detya dan raksasa tersebut.
Dari kedua cerita tersebut dibuktikan bahwa pengaruh wanita begitu besar bagi laki-laki, dan tidak sedikit lelaki yang terbuai dan hancur karena wanita (luh luu).
******-------------- *****""
BERZINAH
Berzinah atau senang selingkuh adalah memitra dalam bahasa Balinya atau sanggrahana yang merupakan prilaku paradara yang tidak suci yaitu :
Perbuatan yang sering berselingkuh karena kurangnya kesadaran akan Upasthanigraha, sebuah pengendalian hawa nafsu birahi (seksual).
Bertentangan dengan perbuatan kayika sebagai bagian dari Tri Kaya Parisudha yang dalam Sukes's Blog disebutkan bahwa berzinah itu dilakukan seperti contoh berikut ini :
Mengadakan hubungan kelamin antara pria dan wanita dengan jalan tidak syah.
Mengadakan hubungan kelamin dengan istri/suami orang lain.
Mengadakan hubungan kelamin dengan paksa, perkosaan, artinya tidak dasar cinta sama cinta.
Mengadakan hubungan kelamin yang terlarang oleh agama.
Berkaitan dengan pergaulan bebas; gara - gara, berselingkuh akhirnya terjangkit HIV-AIDS...!!
Seperti dalam pesan moral : SURAT MEKERANA SAKIT HATI, Sebuah cerita dari Bali ku, kejujuran seorang cewek cafe remang-remang.
Dari pemaparan tersebut diatas, larangan melaksanakan paradara itu memang wajar, karena kalau tidak demikian, kehidupan kita sebagai manusia yang menjunjung tinggi budaya agama, bisa menemui keruntuhan.
***********____________________________*******
Berzinah dalam pengertian tan paradara ini diartikan luas sebagai hal yang menggoda,
bersentuhan seks, berhubungan seks, bahkan menghayalkan seks dengan wanita/ lelaki lain yang bukan istri/ suaminya yang sah.
Dalam kitab-kitab suci antara lain Manawadharmasastra, Sarasamuscaya, dan Parasaradharmasastra, hubungan seks senantiasa dianggap sebagai hal yang suci yang hanya diperkenankan setelah melalui proses pawiwahan yang menurut Manawadharmasastra ada delapan cara.
Dalam Keputusan Seminar Kesatuan Tafsir Terhadap Aspek-Aspek Agama Hindu yang disahkan oleh PHDI tahun 1987 diatur tentang keadan cuntaka (tidak suci menurut keyakinan agama Hindu) yang berhubungan dengan masalah seks di luar nikah (pawiwahan) sebagai berikut:
Wanita hamil tanpa beakaon dan “memitra ngalang” (kumpul kebo), yang kena cuntaka adalah wanita itu sendiri beserta kamar tidurnya. Cuntaka ini berakhir bila dia dinikahkan dalam upacara pawiwahan.
Anak yang lahir dari kehamilan sebelum pawiwahan (panak dia-diu), yang kena cuntaka: si wanita (ibu), anak, dan rumah yang ditempatinya. Cuntaka ini berakhir bila anak itu ada yang “meras” yaitu diangkat sebagai anak dengan upacara tertentu.
Jika dihayati lebih jauh, seolah-olah hukuman cuntaka itu hanya ditimpakan kepada wanita dan anak-anak saja.
Pertanyaannya bagaimana mengenai si lelaki pasangan zina/ kumpul kebonya apakah terkena cuntaka juga?
******"*"************
UPASTHANIGRAHA
Upasthanigraha adalah sikap atau prilaku untuk dapat mengendalikan hawa nafsu birahi yang merupakan bagian dari dasa nyama bratha dalam mentaati setiap pantangan oleh agama.
Demikianlah pula disebutkan atma jalir, baik laki-laki maupun perempuan yang semasa hidupnya suka berzinah atau berselingkuh yang dalam perjalanan spiritual Bhima ke Sorgaloka, oleh Bhuta Lendi dan Bhuta Lende diceritakan
pada saatnya nanti ketika ajal menjemput, sang atma disebutkan akan disiksa dengan dibakar kemaluannya.
Dan jika saja tetap dibiarkan, nafsu birahi yang tak terkendali tersebut juga akan dapat melahirkan putra yang memiliki sifat seperti Rahwana yang dalam tokoh dan karakter dari kisah ramayana disebutkan dapat :
Berwatak angkara murka,
Ingin menangnya sendiri,
Penganiaya dan penghianat.
Berani dan selalu menurutkan kata hati.
Diceritakan,
Karena dorongan nafsu birahi belaka dan mereka bukanlah suami-istri, awalnya disebutkan kedatangan bhagawan sebenarnya untuk melamar Dewi Sukesi atas perintah atau permintaan anaknya Prabu Danapati.
Tapi, malah dikawini sendiri dan akibat dari perkawinan itu, lahirlah Rahwana.
Karena itu, hanya sepasang suami-istri yang sah dengan jalan mengadakan pawiwahan, yang bisa melakukan hubungan intim begini untuk dapat melahirkan anak yang suputra sebagai tujuan ideal dari setiap perkawinan yang sah
*******"
SANGGRAHANA
Sanggrahana artinya menjamah istri orang lain, sebagai prilaku yang bertentangan dengan sikap Upasthanigraha untuk dapat mentaati pantangan beragama.
Apalagi setelah proses pembangkitan energi dalam diri dengan sarana aksara suci selesai, seorang murid yang belajar leak pun tidak boleh melakukan aktifitas selingkuh seperti tersebut.
Sebab perbuatan ini juga disebutkan dalam paradara hukum Hindu sebagai perbuatan yang kurang senonoh terhadap istri oang lain yang juga disebutkan tidak sesuai dengan kitab Manawa Dharmasastra III. 58 & 60 yang artinya :
“Pada keluarga dimana suami berbahagia dengan istrinya dan demikian pula sang istri terhadap suaminya, kebahagiaan pasti kekal”
Dimana wanita dihormati disanalah para Dewa senang dan melimpahkan anugerahnya.
Namun dimana wanita tidak dihormati tidak ada upacara suci apapun yang memberikan pahala mulia.
Begitupun menurut penuturan Ida Pedanda Made Gunung mengatakan dalam salah satu posts di Fb Hindu Bali, dosa yang tidak terampuni adalah perbuatan selingkuh.
Orang yang terjerumus dalam perselingkuhan dan sampai akhir hayatnya tidak ada perbaikan moral, dalam reinkarnasi nanti mereka akan menjelma menjadi makhluk rendah.
Sulit untuk menjelma menjadi manusia kembali, "Saya sudah membuka buku segala mantram penglukatan.
Dari 125 mantram penglukatan yang ada, tidak satu pun yang dapat digunakan untuk nglukat dosa selingkuh.
Maka itu, siap-siaplah bagi mereka yang doyan selingkuh untuk menyambut kehidupan mendatang menjadi binatang kelas rendah, seperti lintah misalnya,"


Tidak ada komentar:

Posting Komentar