SRI KRSNA adalah Avatari (sumber Avatara). Akan tetapi, banyak yang menganggap Sri Krsna adalah Avatara Visnu, ini karena pemahaman yang belum utuh. Silakan baca artikel ini sehingga memperoleh gambaran yang cukup lengkap mengenai Avatara.
_____________
EKSPANSI ŚRĪ KṚṢṆA: Catur-Vyūha ke-1 & ke-2, Para Avatar Puruṣa & Tuhan Sadāśiva
Apa itu Catur-Vyuha?
Gambaran Lengkap tentang Perluasan Tuhan Krsna
Catur Vyuha ke-1
Śrī Kṛṣṇa (Adi-Purusa) berkembang menjadi perluasan pertama yaitu Sri Balarāma.
Sri Balarāma, yang merupakan emanasi vaibhava-prakāśa berkembang menjadi yang pertama, apa yang disebut “Catur-vyūha”
Catur-vyūha (Empat Emanasi), dan bentuk-bentuk Vilasa (bentuk-bentuk hiburan, kualitasnya sedikit lebih rendah), semuanya termasuk dalam kategori bentuk-bentuk Tuhan tad-ekātma.
Tidak seperti banyak perluasan Svayam Rupa, bentuk-bentuk Tad-ekātma (kesatuan pada hakikat) ini menyerupai bentuk svayaṁ–rūpa, dan memiliki potensi yang sama, namun dengan beberapa perbedaan (seperti memiliki 4 lengan, dll.)
Catur-vyūha selanjutnya dikategorikan ke dalam Svāṁśa (svā berarti 'milik'; dan āṁśa berarti 'bagian) atau perluasan Tuhan.
Prābhava (bentuk empat tangan) ini berkembang, dan kemudian terbagi lagi menjadi lebih banyak vilāsa (perluasan aktivitas).
Catur-Vyūha pertama (terdiri dari Vāsudeva, Saṅkarṣaṇa, Pradyumna dan Aniruddha) berkembang menjadi 24 wujud Penjaga, yang memimpin seluruh planet Vaikuṇṭha di dunia spiritual, dimulai dari timur secara berurutan. di masing-masing delapan arah, ada tiga bentuk berbeda. [CC Madhya 20.191].
Caturvyūha (चतुर्व्यूह): Catur berarti ‘empat’, dan vyūha berarti ‘penjaga’ atau ‘lengan’. Dengan demikian arti kata Catur-vyūha berarti “inkarnasi Tuhan yang mempunyai empat tangan dan menjaga empat penjuru”.
Walaupun Mereka semua bertempat tinggal secara kekal di angkasa spiritual, beberapa dari Mereka berada di alam semesta material.
Catur Vyuha ke-2 dari Tuhan Narayana
Dari Mūla-Saṅkarṣaṇa (dari Catur-Vyūha pertama) berkembang menjadi Narayana.
Kemudian perluasan Catur-Vyūha II (Vasudeva, Saṅkarṣaṇa, Pradyumna dan Aniruddha) berasal dari Nārāyaṇa ini.
Tiga Purusa Avataras & inkarnasi Lila Avataras
Puruṣā-avatāras (पुरुषावतार) mengacu pada tiga perluasan Śrī Kṛṣṇa yang menciptakan manifestasi kosmis untuk mengangkat para makhluk hidup dari lautan kesengsaraan:
Kāraṇodakaśāyī Visnu (Maha-Viṣṇu) - (Berbaring di lautan Karana atau penyebab)
Garbhodakaśāyī Viṣṇu - (Berbaring di Lautan Garbha)
Kṣīrodakaśāyī Viṣṇu - (Berbaring di Lautan Susu)
(Śrīmad-Bhāgavatam 1.3.1–3 dan 2.6.39–42). Tiga Puruṣa-Avatāra ini dianggap sebagai bagian dari svāmśa-vigrahas (bentuk bagian paripurna), yang diperluas dari Catur-vyūha II (juga terletak sebagai Penjaga 4 Arah langit material)
Dengan demikian ada dua jenis avatar dalam vigraha svāṁśa (bagian dari Saṅkarṣaṇa ke-2), yakni Tiga Puruṣā Avatara dan līlā-avatāra (25 inkarnasi).
(1) Kumāra, (2) Nārada, (3) Varāha, (4) Matsya, (5) Yajña, (6) Nara-nārāyaṇa, (7) Kārdami Kapila, (
Dattātreya, (9) Hayaśīrṣa, (10 ) Haṁsa, (11) Dhruvapriya atau Pṛśnigarbha, (12) Ṛṣabha, (13) Pṛthu, (14) Nṛsiṁha, (15) Kūrma, (16) Dhanvantari, (17) Mohinī, (18) Vāmana, (19) Bhārgava ( Paraśurāma),(20) Rāghavendra, (21) Vyāsa, (22) Pralambāri Balarāma, (23) Kṛṣṇa, (24) Buddha (25) Kalki.karena hampir semua dari dua puluh lima līlā-avatāra ini muncul dalam satu hari Brahmā, yang disebut kalpa, kadang-kadang disebut kalpa-avatāra.
Lila Avatara (Inkarnasi Pastime) muncul dari Kṣīrodakaśāyī Visnu.
Kṣīrodakaśāyī-Viṣṇu muncul sebagai inkarnasi yang berbeda untuk menegakkan prinsip-prinsip dharma yang sejati dan menaklukkan adharma. Kapan pun ada masalah di alam semesta, para dewa datang ke pantai samudra susu dan berkomunikasi dengan Kṣīrodakaśāyī-Viṣṇu. mereka tidak dapat melihat-Nya di pulau Śvetadvīpa. Namun mereka memanjatkan doa transendental kepada Tuhan dan memohon bantuan-Nya untuk tampil sebagai inkarnasi. Dia kemudian turun untuk menjaga dunia material.
Tiga Purusa-Avatara Muncul dari Catur Vyuha ke-2
Kāraṇodakaśāyī Viṣṇu (Maha-Viṣṇu) muncul dari Saṅkarṣaṇa (dari Catur-vyūha ke-2);
Garbhodhakaśāyī Wisnu muncul dari Pradyumna (dari Catur-vyūha ke-2);
Kṣīrodakaśāyī-Viṣṇu (yang merupakan Paramātmā) muncul dari Aniruddha (dari Catur-vyūha ke-2);
Shambu adalah muncul dari perluasan Sadasiva (Visnu Tattva) Perluasan Vilasa dari KṚṢṆA
Śrīla A.C. Bhaktivedānta Svāmī Prabhupāda: “Sang pembasmi, Rudra, lahir dari Saṅkarṣaṇa dan api pamungkas yang membakar seluruh ciptaan. Dalam Vāyu Purāṇa terdapat gambaran tentang Sadāśiva di salah satu planet Vaikuṇṭha.
Sadāśiva tersebut merupakan perluasan langsung dari wujud Tuhan Kṛṣṇa untuk lilaNya. dikatakan bahwa Sadāśiva (Dewa Śambhu) adalah perluasan dari Sadāśiva yang ada di planet Vaikuṇṭha (Viṣṇu) dan permaisurinya, Mahāmāyā, merupakan perluasan dari Ramā-devī, atau Lakṣmī. Mahāmāyā adalah asal mula atau tempat lahirnya alam material.” (Śrī Caitanya-caritāmṛta Adi 6.79, Penjelasan)
Srīla Visvanātha Cakravartīpāda: “Tuhan Sadāśiva melampaui tiga sifat alam material. Beliau adalah perluasan vilāsa dari Tuhan Yang Maha Esa, Viṣṇu. Dan Sadāśiva juga merupakan sumber dari Dewa Śiva yang berperan sebagai salah satu dari Tri Guṇa-Avatāra (Brahmā, Viṣṇu, Śiva). Dengan demikian Sadāśiva setara dengan Viṣṇu, lebih tinggi dari Dewa Brahmā, dan lebih tinggi dan terpisah dari jiva yang terkondisi dan terikat tri guna. (Bhagavatāmrita-kana) [Śiva adalah Śiva-tattva; jīva adalah jīva-tattva]
Śrīla Rūpa Gosvāmīpāda: “Kediaman Śiva terlihat di bagian timur laut Vaikuṇṭhaloka.” (Laghu Bhag. I.5.298) “Sadāśiva Loka dicapai oleh penyembah Dewa Siva yang terbaik yang mengetahui bahwa Siva tidak berbeda dengan Śri Kṛṣṇa dan tidak oleh orang lain.” (Brhad Bhag. I.2.96)
“Dewa Siwa mengetahui bahwa Saṅkarṣaṇa adalah penyebab asli dari keberadaannya sendiri, dan oleh karena itu ia selalu duduk dalam keadaan khusuk, bermeditasi pada Tuhan Sankarsana.” (Śrīmad Bhagavatam 5.17.16.)
Kesimpulannya, Śrī Kṛṣṇa, dalam wujud-Nya sebagai Mūla-Saṅkarṣaṇa, berkembang menjadi Maha-Viṣṇu, bersama dengan Sadāśiva.
Akan tetapi, hanya Śrī Kṛṣṇa sajalah yang tertinggi, asal mula dan penyebab segala sebab. Dalam Gita (10.
,
Śrī Kṛṣṇa dengan tegas menyatakan hal ini: “Akulah sumber segala sesuatu dan segala sesuatu berasal dari-Ku, ahaṁ sarvasya prabhavo mattaḥ sarvaṁ
Dengan demikian, kita dapat lebih menghargai bagaimana Bhagavad-Gītā merangkum kesimpulan-kesimpulan spiritual tertinggi dari pengetahuan Veda.
NB: cermati posisi Narayana dalam hierarki, cermati juga ada 2 nama Sada Siva, agar tidak bingung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar