Minggu, 03 September 2023

Api Suci

 


Tradisi mengenai Api suci juga dilakukan secara luas hanya saja istilah ini bisa dijumpi pada tradisi Homa atau Hotra yang sempat menghilang di Bali dan telah muncul kembali. Akan tetapi kira-kira apakah masih ada pada Hindu di Nusantara?
Foto ini adalah cuplikan vidio di Jerusalem-Israel. Tradisi Api Suci adalah tradisi yang dikakukan juga oleh Musa dan diteruskan oleh para pengikutnya kemudian hingga kini.
Acapkali kita mendengar tentang istilah menyembah Api. Kira-kira mengapa orang beranggapan ketika kita memiliki tradisi terkait Api maka orang akan menyebut menyembah Api. Ketika kita memiliki tradisi terkait sapi maka kita akan dituduh menyembah sapi?
Kemudian ketika yang bersangkutan kedapatan memiliki tradisi seputar batu atau sebuah simbol tertentu mereka menolak disebut menyembah benda tersebut.
Beberapa hari yang lalu saya kebetulan mendapat kesempatan diskusi panjang lebar dengan orang asing yang menetap di Bali yang memiliki darah Yahudi. Ada banyak pertanyaan yang saya ajukan kepada beliau. Pada kesempatan tersebut beliau memperlihatkan saya berbagai dokumen yang beliau miliki. Dari dokumen tersebut jelas beliau adalah keturunan Rabbi Yahudi. Ada salah satu dokumen berupa piagam berisi nama orang tua dan kakek beliau yang seorang Rabbi dengan nama depan Rosa (saya bisa memastikan ini oleh karena nama belakang keluarganya sama dengan dipassport yang bersangkutan) Dokumen ini menyebutkan bahwa mereka menyumbang pohon-pohon untuk ditanam di Israel.
Saya berdiskusi banyak hal mengenai kemiripan Hindu dan kepercayaan di Israel. Lalu dengan yakin beliau menyebut bahwa semua kepercayaan bermula dari tradisi Abrahamic sehingga kemiripan ini bisa terlihat.
Perlu kita ketahui bahwa Musa memiliki kisah juga terkait dengan Mesir Kuno. Pada kepercayaan Mesir para ahli banyak menyebut suatu hal yang masih terkait dengan Hinduism atau Sanatana Dharma. Seperti halnya penyebutan Dewa Matahari yaitu Ra dan kemudian simbol manusia-burung serta gelar Ram pada nama-nama penguasanya.
Di Hindu sendiri kita menyebut RADITYA dan simbol Aruna (menurut mitologi Aruna adalah kakak tertua dari Garuda). Ada berbagai kemiripan simbol Dewa-Dewa yang dapat diasosiasikan secara kuat menuju Santana Dharma atau Hinduism dari Mesir Kuno. Semisal penyebutan Dewa Amun tertulis Ymn dibaca Yamun atau Yamunu (Erat kaitannya dengan Yamuna di Hindu). Dewa ini disimbolkan dengan gambar berkulit biru. Kemudian ada juga simbol dewa Ptah yang berdiri diatas teratai (Brahma disebut Pitah dan juga Pitamaha).
Pada Mesir Kuno juga kita dapat temukan Dewi Seshat sebagai penguasa pengetahuan bersimbolkan dengan gambar seorang Dewi yang memainkan harpa. Ini juga kuat keterkaitannya dengan Dewi Saraswati. Ada banyak kemiripan yang mengidikasikan sangat kuat bahwa Mesir Kuno adalah penganut Sanatana Dharma (Hinduism). Mereka (Mesir Kuno) juga memiliki apa yang kita sebut Ardanareswari serta Daksa.
Bila kisah Musa benar sesuai kisah yang umum kita ketahui yaitu sampai juga kepada kisah beliau menyebrang menuju Israel saat ini. Maka dapat dipastikan pengaruh Mesir Kuno tentu masih dibawa sedikit tidaknya menuju tempat baru. Sehingga selain kisah penampakan api di puncak gunung yang Musa temui bisa juga disebut terkait dengan tradisi mereka melakukan yaitu berupa homa atau Hotra saat ini, dan bisa jadi ini adalah juga pengaruh tradisi lama dan bukan hanya dipraktekan ketika Musa mendapat pencerahan sejak menerima penampakan api yang dimaksud.
Ada banyak pengetahuan yang saya dapatkan dari diskusi dengan senior keturunan Yahudi dan bahkan masih memiliki hak untuk menjadi seorang Rabbi ini. Jadi memang seorang Rabbi wajib memiliki silsilah Rabbi pada keluarga mereka. Hanya saja kini senior yang saya temui ini mengaku adalah penganut Ateis meski dia menyebut dirinya berasal dari keluarga religius yang kuat.
Ada banyak tokoh Ateis terkenal dari keturunan Yahudi yaitu termasuk Eisntein dan Oppenheimer. Ada banyak rumor mengenai dua ilmuan terkenal ini disebut membaca Weda terutama Bhagawad Gita. Dengan adanya vidio Oppenheimer mengutif sloka Bhagawad Gita pasca suksesnya ujicoba Bom Atom maka sepertinya apa yang disebut rumor itu adalah sebenarnya sebuah fakta.
Tesla (tercerahkan oleh Swami Wiwekananda), Einstein, dan Oppenheimer meskipun dikenal sebagai tokoh Ateis tetap berwasiat supaya jasad mereka di kremasi dengan kata lain mereka tidak mengikuti tradisi umum yaitu dikuburkan dan memilih mengikuti metode Sanatana Dharma (Hindu) yaitu Kremasi untuk mempercepat pengembalian unsur-unsur pembentuk raga ini kembali ke asalnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar