Pura Luhur Sri Rambut Sedana berlokasi di lereng Gunung Batukaru,
tepatnya di Desa Pekraman Jatiluwih, Desa Jatiluwih, Kecamatan Penebel,
Tabanan. Pura yang terletak di kawasan hutan lindung ini masih sangat
alami. hanya terdapat beberapa pelinggih pemujaan, yang sebagian besar
masuh berupa baturan atau tahta batu, yang diyakini merupakan
peninggalan tradisi megalitik di jaman perundagian.
Pura yang luasnya kurang lebih 8 are ini, merupakan salah satu stana Ida
Btara Rambut Sedana. Dewa Kesejahteraan. Karenanya diyakini bahwa
dengan bersembahyang di pura ini, seseorang akan dimudahkan rejeki dan
kesejahteraannya.
Pura Luhur Sri Rambut Sedana Jatiwulih ini sudah ada sejak tahun
1400-an, dimana pada waktu itu pura diempon oleh warga dari Desa Buduk,
Badung yang mengalami kekalahan ketika melawan Raja Mengwi sehingga
warga Buduk melarikan diri ke kawasan Desa Jatiluwih, yang saat itu
belum bernama Jatiluwih. Sampai di kawasan Desa Jatiluwih mereka mencari
nafkah penghidupan, termasuk dengan mengembangkan perkebunan di wilayah
pura, sampai akhirnya mereka menemukan tumpukan batu-batu yang diyakini
sebagai tempat untuk memohon keselamatan dan kemakmuran.
DAPATKAN CARA MENGHASILKAN PASSIVE INCOME KLIK DISINI
DAPATKAN CARA MENGHASILKAN PASSIVE INCOME KLIK DISINI
Hal itu terbukti ketika warga menyembah tumpukan batu tersebut dan warga
kemudian mendapatkan rezeki. Sejak saat itu, tempat tersebut disucikan
oleh warga yang masuk dalam Pasek Badak, kemudian semakin banyak
didatangi oleh warga untuk memohon kesejahteraan dari warga pasek
lainnya sehingga warga satu Desa kemudian mensucikan tempat tersebut.
Pura ini memiliki konsep Nyegara Gunung. Seiring berjalannya waktu,
masyarakat membangun satu buah palinggih untuk pangayatan Ida Betara
Segara yang lebih dikenal dengan pasimpangan Ida Betara Batu Ngaus
sebagai wujud penghormatan terhadap laut dan ikan yang tidak bisa lepas
dari kehidupan masyarakat. Selain itu juga dibangun palinggih Gerombong
Nakaloka sebagai wujud penghormatan kepada hutan dan gunung.
Keberadaan Pura Luhur Sri Rambut Sedana yang dikabarkan sudah ada sejak
zaman dahulu, kembali dikuatkan dengan ditemukannya ribuan uang kepeng
yang tertanam dibawah pohon kelapa pada tahun 2004, saat dilakukan
Pemugaran. Dipercaya uang itu tertanam bersama kelapa yang pada tahun
1933 digunakan saat Karya Ngenteg Linggih di pura tersebut.
Pura ini terdiri dari Tri Mandala, di Utama Mandala terdapat Palinggih
Utama atau Palinggih Rambut Sedana, dan di belakangnya terdapat Jemeng
linggih Ida Betara Sri. Kemudian ada Palinggih Pasimpangan Betara Luhur
Batu Ngaus, Pasimpangan Ida Betara Gerombong Naga Loka, Pasimpangan Ida
Betara Suranadi, Gedong Simpen, Gedong Jemeng, Gedong Suranadi, Pungsing
Panyimpangan, Bale Piasan Ageng, dan Bale Pelaspas.
Pada Madya Mandala terdapat Palinggih Ratu Nyoman dan Ratu Wayan yang
berfungsi memberikan izin kepada pamedek yang datang untuk melanjutkan
persembahyangan ke palinggih utama. Bale Pasayuban Pamebek dua buah dan
Apit Lawang. Terakhir di Nista Mandala terdapat Bale Pasamuhan, Lumbung
Agung, Bale Kulkul, Bale Gong, Dapur Suci, Bale Panegtegan, Palinggih
Ida Betara Surya dan Ida Betara Candra.
Jero Mangku Gede mengatakan selain sebagai tempat untuk memohon
kemakmuran dan kesejahteraan, ada pula Palinggih Taksu tempat memohon
kebijaksanaan. Di mana sekitar tahun 2007 silam, seekor burung hantu
pernah bertengger pada Palinggih Taksu tersebut, kemudian tiba tiba
mati, dan langsung dikubur di lokasi tersebut. Saat ditanyakan kepada
orang pintar, ternyata burung hantu atau celepuk itu menyimbolkan
kebijaksanaan, sehingga hingga saat ini Palinggih Taksu dipercaya
sebagai tempat memohon kebijaksanaan. “Jadi, jika pamedek yang tangkil
ke sini, pertama-tama bersembahyang di Palinggih Ratu Nyoman dan Ratu
Wayan untuk memohon izin. Setelah itu, lanjut bersembahyang di Palinggih
Taksu untuk memohon kebijaksanaan, baru kemudian bersembahyang di
palinggih utama,” tegasnya.
Jika dilihat dari etimologi Sri Rambut Sedana, kata Sri artinya cantik,
makmur dan subur serta kemuliaan, sedangkan Sedana berarti memberi
sehingga Ida Betara Sri Sedana dapat diartikan sebagai beliau pemberi
kemuliaan, kemamuran, kesuburan. Maka tak heran banyak pedagang atau
pelaku usaha yang pedek tangkil ke pura ini untuk memohon kemakmuran.
“Jadi, bisa dikatakan yang terkait keuangan banyak yang tangkil dan
mapunia ke sini. Pedagang, pengusaha, instansi keuangan, bank. dan
lainnya,” ujar Jero Mangku Gede.
Tak sedikit juga pengusaha yang tangkil ketika dm mendapatkan pawisik
dan bercerita jika usahanya sedang carut marut, sehingga memohon
petunjuk di pura ini.
Terima kasih: Bali Express.
Visit Our Sponsor
- Service Laptop / Smartphone Panggilan Denpasar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar